Pages

May 11, 2018

[REVIEW] Pengalaman Salah Pakai Moisturizer! --Clinique Dramatically Different Moisturizing Lotion+


Hai.

Seperti yang gue bilang di artikel sebelumnya, kulit gua termasuk kulit yang cenderung kering dan sensitif. Gue baru menyadari hal tersebut akhir-akhir ini. Padahal, ciri-cirinya sudah terlihat sedari dulu, misalnya seperti pembuluh darah gue yang terlihat jelas di pipi wajah. Konon, katanya itu adalah salah satu ciri-ciri kulit sensitif karena menunjukkan betapa tipisnya kulit kita. Gak tau, gue cuma tau ini dari baca aja. Jan percaya gue. Gue sotoy.

Intinya, gue baru menyadari identitas kulit gue ini setelah akhir-akhir ini mulai mencoba berbagai alat makeup. Sebab ternyata tidak semua alat makeup cocok untuk gue. Beberapa bahkan ada yang menimbulkan reaksi alergi, seperti beruntusan dan gatal-gatal. Ini yang membuat gue akhirnya berpikir untuk lebih menjaga kulit wajah melalui skincare(cr:alsdelente.blogspot.com)

Awalnya, gua pakai Aloe 99% Soothing Gel dari Holika Holika. Sebelumnya, gue nggak pernah pakai moisturizer (pelembab) apapun. Beli Aloe Holika Holika ini pun murni karena bentuk kemasannya lucu. Ketika pakai jalan satu botol habis, gue masih nggak nyadar kalau selama memakai itu seringkali wajah gue mengalami gatal-gatal tidak wajar. Hingga pada suatu hari gue yakin bahwa salah satu penyebab gatal-gatal di wajah gue adalah karena barang ini. Gue baru sempat mengecek bahan dari Aloe Holika Holika yang ternyata mengandung parfum (fragrance), yang menjadi salah satu bahan alergen untuk kulit gue.

Aloe 99% Shooting Gel Holika Holika. Packaging-nya beneran bikin orang pengen beli. (cr: holikaholika)

Sejak gue merasa kurang cocok dengan Aloe Holika Holika, gue coba mencari pelembab yang tidak mengandung fragrance. Dan akhirnya gue bertemu dengan pelembab dari Clinique. Sekali lagi, gue tahu pelembab ini dari pengajar makeup gue. Konon, Clinique ini memiliki dua jenis pelembab, yaitu untuk kulit berminyak-kombinasi (berbentuk gel) dan kulit normal-kering (berbentuk lotion). Keduanya diklaim sama-sama tidak mengandung alkohol, paraben, atau fragrance. Jadi, seharusnya aman untuk kulit alergi. Namun, setelah gue melihat review di femaledaily, gue mendapati beberapa review yang mengatakan bahwa pelembab dari Clinique ini justru membuat kulit wajah mereka beruntusan dan malah berjerawat. Gue jadi agak was-was. Tapi, YOLO lah ya. (cr:alsdelente.blogspot.com)

Bentuk Clinique Dramatically Different Lotion+ 125 ml. (cr: easycosmetic)

Gue akhirnya ke Sephora dan mencari pelembab Clinique Dramatically Different Moisturizing Lotion+ (DDML+) 30 ml (kemasan tube) untuk dicoba dahulu cocok atau tidaknya. Namun, petugas Sephora mengatakan bahwa DDML+ 30 ml habis dan hanya ada DDML+ 125 ml saja (kemasan botol). Gue akhirnya membeli DDML+ 125 ml dengan harga sekitar Rp 490.000 - Rp 570,000an, gue rada lupa juga bon-nya udah ilang.

Gue mulai memakai DDML+ ini untuk pemakaian sehari-hari. Pada awal pemakaian, gue melakukan kesalahan yang sangat bodoh. Selain menyebarkan DDML+ ini ke seluruh permukaan wajah, gue dengan sotoy-nya juga menyebarkannya ke area kelopak mata (bagian inner corner). Dua hari kemudian, kelopak mata gua langsung terasa kasar dan kering. Gue agak-agaknya merasa kelopak mata gue jadi berubah karena DDML+, bukan karena alat makeup lain. Karena dalam minggu itu, alat makeup/skincare baru yang gue pakai di sekitar mata cuma DDML+ saja. Tapi, gue masih in denial karena gak mau rugi udah beli lotion ini HAHAHAHAHA bego bet ya. Akhirnya, gue mencoba menghentikan sementara pemakaian DDML+ ini selama sehari. Kelopak mata gue jadi kering, bahkan melebihi keringnya tekstur pipi gue (pipi gua merupakan bagian terkering dari seluruh wajah gua; kulit pipi gue sering mengelupas karena saking keringnya). Gue masih in denial, berusaha menganggap ini reaksi biasa saja. Gue bahkan masih menggunakan makeup di hari itu. Dan benar saja, setelah pakai eyeshadow, kelopak mata gua jadi perih, terasa seperti luka lecet. Gue gak tahan dan akhirnya buru-buru membersihkan mata lagi karena perih banget. Setelah memakai eyeshadow pun mata gue juga jadi nggak bagus karena tekstur kasar di kelopak mata semakin terlihat. Akhirnya, gue kompres kelopak mata dengan potongan timun supaya terhidrasi lagi, karena gue pikir masalah kelopak gua adalah karena kering dan dehidrasi. Keesokan harinya, keadaan justru makin parah. Tekstur kasar di kelopak mata gue mulai menyebar hingga ke arah nose bridge dan ke ujung luar mata. (cr:alsdelente.blogspot.com)

Fotonya agak blur. Tapi, ini adalah kondisi kelopak mata saat sedang bermasalah., terutama bagian inner corner. Terlihat terkstur kering dan bintik-bintik di kelopak mata, membuat bagian kelopak mata terlihat berkerut. (cr: dok.pribadi)

Anehnya, tekstur kering kelopak mata gue bisa lenyap sehari setelah gue membersihkan wajah dan mata dengan oil cleanser. Kelopak mata gue malah jadi halus banget habis dibersihkan pakai oil cleanser. Namun, keesokan hari keadaan kelopak mata kembali menjadi kering lagi. Begitupun seterusnya. Tapi, akhirnya gue menyadari oil cleanser pun gak terlalu bagus kalau terlalu sering dipakai karena mengandung alkohol.

Akhirnya, gue membiarkan keadaan kelopak mata yang kering ini. Gue mulai mencari tahu tentang sifat kulit wajah, di mana sebelumnya gue gak pernah tahu apapun tentang itu. Inilah akibat kesotoyan berlebihan pakai produk tanpa dicek terlebih dahulu. Ternyata, kulit area sekitar mata memang lebih sensitif dan lebih tipis daripada kulit wajah lainnya. Gue pun coba mengubah cara memakai DDML+ ini untuk mengetahui apakah dia benar-benar penyebab masalah di kelopak mata ini atau bukan. Sejak saat itu, gue memakai DDML+ hanya di permukaan wajah lain saja, kecuali di area kelopak mata dan sekitarnya. Sesekali gue juga membersihkan wajah dengan pembersih oatmeal yang dibuat sendiri untuk membantu menghidrasi kelopak mata. (cr:alsdelente.blogspot.com)

Sekitar 2 mingguan, tekstur kelopak mata gue sudah mulai membaik dan tidak kasar lagi. Tidak ada rasa perih lagi dan tekstur-tekstur kasarnya juga menghilang. Ketika keadaan kelopak mata gue hampir pulih, gue baru menemukan review DDML+ dari website luar. Ternyata, ada yang bilang bahwa dia juga salah mengaplikasikan DDML+ di sekitar mata dan itu bikin sekitar mata dia jadi kering! Gue semakin positif penyebab masalah kelopak mata gue ini adalah kesalahan dalam menggunakan DDML+ waktu itu. Entah karena pelembab ini punya kandungan yang cukup kuat atau karena alasan lain, intinya DDML+ ini sebaiknya jangan digunakan di area sekitar mata.

Oke, begitulah drama perjalanan salah pakai DDML+ di area kelopak mata.
Untuk kulit wajah, gue sejauh ini nggak punya masalah dengan pelembab DDML+ ini. Malah sejak menggunakan DDML+, gue merasa kulit wajah gue terhidrasi terutama di bagian pipi yang biasanya suka terkelupas. DDML+ tidak menimbulkan reaksi alergi di kulit gue yang sensitif. Konsistensinya kental, tapi ketika diaplikasikan ke wajah produk ini jadi sangat ringan dan cepat diserap kulit. (cr:alsdelente.blogspot.com)

Gue menggunakan pelembab DDML+ ini 2-3 kali dalam sehari. Kalau beraktivitas di dalam rumah saja, biasanya gue hanya menggunakan 1 pump saja setiap pemakaian. Sedangkan, kalau kulit gue sedang kering atau setelah membersihkan wajah dengan cleanser, gue menggunakan 1.5-2 pump.

Pernah suatu hari juga setelah gua pakai DDML+, produk ini malah menggumpal di kulit wajah gue. Ternyata, setelah gue telusuri, produk menggumpal karena nggak terserap akibat gue yang nggak pakai toner waktu itu. Gue belum sempat menemukan toner yang cocok. Jadi, sambil mencari toner, sekarang gue menggunakan Pure Rose Water Haple sebagai toner sementara yang dipakai sebelum menggunakan DDML+. Sejauh ini setelah gue pakai rose water, DDML+ jadi lebih mudah terserap dengan baik dan tidak menggumpal lagi.

Sekarang, mari kita lihat berapa tingkat keamanan ingredients dari DDML+ ini menurut cosdna.com, dan apakah produk ini sesuai klaimnya atau tidak: (cr:alsdelente.blogspot.com)
Daftar kandungan DDML+ dan tingkat keamanannya. (cr: cosdna)

Ternyata, di dalam DDML+ masih terdapat kandungan alkohol, walaupun gue nggak tahu alkohol yang ada itu cukup berefek atau tidak. Namun, penilaian kandungan di cosdna biasanya berkisar dari aman (0) hingga yang memiliki efek jangka panjang (9). Di sini kita lihat bahwa kandungan alkohol dalam DDML+ menempati angka 3 dari rentang keamanan dan berpotensi menimbulkan jerawat maupun iritasi. Dalam daftar ini juga terdapat salah satu bahan yang mengandung fragrance. Secara keseluruhan, ada sekitar 6 kandungan yang menimbulkan potensi jerawat. Mungkin, ini juga yang menyebabkan dari beberapa review ada yang mengatakan bahwa DDML+ ini menyebabkan beruntusan dan jerawatan. Nggak heran juga mengapa saat produk DDML+ ini disalahgunakan di area mata, kelopak mata gue jadi mengering sampai perih. Mungkin ini dikarenakan adanya bahan alkohol itu. Walaupun selama ini alkohol nggak begitu memberikan efek di bagian wajah gue yang lain, tapi sifat universal alkohol memang cenderung membuat kulit menjadi lebih kering. Mungkin, itulah sebabnya mengapa bagian yang gue sebarkan DDML+ di area kelopak mata (inner corner) menjadi sangat kering dan bertekstur.

Terlepas dari kandungannya, setelah 1 bulan pemakaian, gue merasa kulit wajah gue jadi agak cerah, bukan jadi putih. Gue sangat suka hal ini karena dia nggak mengubah warna kulit wajah. Hanya membuatnya jadi agak segar dan tidak kusam. Gue juga merasa kondisi kulit gue lebih baik daripada sebelum gue menggunakan produk ini. Tapi, gue belum tahu apakah kalau suatu saat nanti gue melepaskan produk ini, produk ini akan menimbulkan ketergantungan atau tidak.

Dari kemasan, DDML+ 125 ml ini cantik banget dan elegan. DDML+ 125 ml dikemas dalam botol plastik doff berbentuk kotak. Produk dikeluarkan dari pump, jadi kemasannya cukup higienis. Tapi, mungkin DDML+ botol ini akan ribet kalau dibawa travelling karena kemasannya cukup gendut dan tidak praktis dibawa ke mana-mana. Tapi buat gue nggak masalah sih, gue juga jarang travelling soalnya. (cr:alsdelente.blogspot.com)

Gue masih nggak tahu akan repurchase lagi atau nggak, secara DDML+ ini agak mahal dan kemasan 30 ml-nya masih sulit dicari. Gue masih ingin mengeksplorasi pelembab-pelembab lain yang lebih murah atau pelembab dengan bahan yang lebih aman. Tapi, mencari produk untuk kulit sensitif tidak semudah itu juga. Jadi, hal yang membuat gue respect dengan DDML+ ini adalah karena dia masih cocok dipakai di kulit gue. (cr:alsdelente.blogspot.com)


(+) PROS:
* Benar-benar dapat menghidrasi kulit kering.
* Belum/tidak menimbulkan reaksi alergi di gue.
* Mencerahkan wajah.
(cr:alsdelente.blogspot.com)
(-) CONS:
* Harganya cukup pricey.
* Harus berhati-hati menggunkannya, terutama di sekitar area mata.
* Masih terdapat alkohol dalam kandungannya.


RATE:
Quality: ★★★
Packaging: 
Price: 
FINAL VERDICT: Good, but a bit pricey and still has fragrance in it!

2 comments:

  1. Hi aku juga lg ngalamin yg sama, kulit sekitar mataku kering bgt sampe gatel terkelupas, dan ku pake DDML+ keseluruh muka juga :(, makasih udh nulis ini, jd tau sebabnyaa 💙

    ReplyDelete
    Replies
    1. Haiii maaf baru balas. Yupp, aku jg baru tahu kalau gak blh pakai moisturizer deket2 area mata wkt itu hahaha. Senang bs membantu ❤

      Delete