Pages

Sep 26, 2019

[REVIEW] MORPHE X JAMES CHARLES PALETTE


Hai.

Dari tahun lalu, gue sudah mengincar palette-nya Morphe x James Charles. Kebetulan saat itu gue juga sedang mencari palette dengan warna-warna brights untuk eksperimen makeup look. Gue memang mengincar palette ini karena di dalamnya sudah ada shades berwarna netral sekaligus brights. Jadi punya satu palette ini aja udah praktis bisa melakukan makeup untuk sehari-hari dan eksperimental. Namun, sayangnya waktu itu palette ini baru saja dirilis, jadi sulit didapatkan (karena selalu sold out) dan harganya mahal banget. Tapi, akhirnya baru kesampaian beli ini pada pertengahan tahun ini. Agak telat sih, tapi gak apa-apa. Nah, sebenarnya ada cerita di balik kenapa baru beli palette ini sekarang sih. Jadi, pada bulan Juli 2019, gue mupeng banget sama palette-nya Jeffree Star yang namanya Jawbreaker palette. Itu palette isinya juga warna-warna brights dan pastel. Palette-nya Jeffree Star lucu banget, tapi sayang kurang ada warna-warna netral untuk dipakai sehari-hari. Ditambah lagi waktu itu Jawbreaker palette baru dirilis sehingga harga PO-nya cukup pricey, yaitu di atas Rp 1,000,000-an, which is gue nggak rela juga merogoh kocek segitu untuk eyeshadow doang hahahahahahahaha. Akhirnya sebagai substitusi Jawbreaker palette, gue membeli palette-nya Morphe x James Charles aja. Setidaknya, kalau warna brights-nya gak kepakai, masih ada warna netral yang bisa tetap terpakai. Semoga review gue kali ini membantu kalian yang masih galau mau beli palette ini atau nggak, ya. Hehehehehe. (cr:alsdelente.blogspot.com)
 (cr:alsdelente.blogspot.com)
Ini bukan pertama kalinya gue melakukan review terhadap produk Morphe. Sebelumnya, gue pernah memberikan review mengenai salah satu palette Morphe juga di blog ini. Berdasarkan review gue yang sebelumnya, formula palette Morphe pada umumnya bukanlah preferensi gue. Namun, kali ini gue ingin melihat bagaimana performa Morphe x James Charles palette ini. Menurut do'i, palette-nya ini memiliki formula yang berbeda dari formula palette Morphe pada umumnya. (cr:alsdelente.blogspot.com)

Morphe x James Charles palette memiliki ragam warna shades dari warna netral hingga warna brights. (cr: website Morphe)

Kolaborasi Morphe x James Charles ini dirilis pada tanggal 16 November 2018 di Ulta. Palette ini sendiri menuai pro dan kontra sejak dirilis, dan jujur aja itu yang bikin galau banget mau beli palette ini atau nggak. Hahahahahaha. Waktu itu semua orang berekspektasi palette ini akan memiliki kualitas yang sama seperti (atau lebih bagus dari) palette kolaborasi Morphe x Jaclyn Hill sebelumnya (yang konon merupakan salah satu palette eyeshadow terbaik sepanjang masa menurut byrdie.com). Namun, ada beberapa review yang mengatakan bahwa palette ini ternyata tidak sesuai dengan ekspektasi mereka. Tapi tak jarang juga ada yang menjadikan palette ini sebagai holy grail mereka. Sebenarnya apa sih nilai plus dan minus dari palette ini? Mari kita kupas bersama. (cr:alsdelente.blogspot.com)

Palette ini berisi 39 shades. Pada tahun 2017, Morphe sempat meluncurkan sebuah palette berisi 39 shades juga yang bernama Morphe 35A palette. Nah, layout Morphe 35A palette ini mirip dengan layout Morphe x James Charles palette. Gue membeli palette ini di toko langganan gue, yaitu toko Beautybank dengan harga Rp 725,000. Namun, kini harga palette telah berubah menjadi Rp 710,000. (cr:alsdelente.blogspot.com)

Morphe x James Charles palette memiliki 39 shades, yang dibagi menjadi 26 shades matte, 8 shades metallic, dan 5 shades shimmer. Kandungan shades dalam palette ini juga tidak semuanya sama. Ada beberapa shades yang merupakan pressed pigments. Seperti yang kita tahu, beberapa tahun terakhir ini Instagram turut membantu mempopulerkan experimental looks. Penggunaan makeup pun juga sudah mulai bergeser pada masa kini. Bila 10 tahun yang lalu eyeshadow hanya digunakan untuk membantu membuat wajah terlihat lebih fresh melalui riasan mata, kini fungsi eyeshadow beralih menjadi fungsi ekspresif dan dekoratif. Untuk itu, pigmentasi eyeshadow menjadi salah satu indikator untuk menilai performa eyeshadow. Jargon 'so pigmented' yang didengungkan oleh beberapa content creators juga bukan hanya sekedar jargon. Semakin nyala warna suatu eyeshadow, maka semakin baik. Namun sebelumnya, apa perbedaan eyeshadow dan pressed pigment? Eyeshadow biasanya mengandung pigment (yang perbandingan kandungannya disesuai dengan kandungan lain), talc, zat pengikat, zat pengawet, dsb. Sedangkan, pressed pigment--sesuai dengan namanya--adalah pigment yang di-press. Jadi, bahan pressed pigment hanya berupa pigment saja. Maka itu, tak jarang pressed pigment meninggalkan residu (staining) di kulit bahkan setelah dihapus menggunakan makeup remover. (Sumber: maisoncremedelacreme) Nah, Morphe x James Charles palette ini memiliki eyeshadows dan pressed pigments di dalamnya. (cr:alsdelente.blogspot.com)

Gue akan menjabarkan deskripsi shades dalam palette ini ini menurut preferensi gue. Tulisan warna hijau berarti cukup baik, warna biru berarti netral (biasa aja), dan warna merah berarti so-so aja menurut preferensi gue. Gue akan melakukan review shades yang gue swatch dari paling kiri ke shade paling kanan (tidak menurut susunan palette). Btw, swatch gue ini dilakukan di tangan gue TANPA menggunakan base / foundation / primer. Jadi, shades ini di-swatch di atas kulit tanpa base makeup apapun. (*Perlu dicatat bahwa pigmentasi saat swatch di tangan dan mata berbeda, karena swatch di tangan menggunakan jari, sedangkan saat diaplikasikan di mata menggunakan brush)(cr:alsdelente.blogspot.com)

Swatch baris pertama pada Morphe x James Charles Palette. Baris pertama didominasi oleh shades netral. Perbandingan warna shades pada permukaan kulit medium (NC30). Foto di atas tidak menggunakan flash, sementara foto di bawah menggunakan flash. (cr: dok.pribadi)
  • Canvas. Pigmented. No Kickback. Not Patchy. Warna cream (matte). Shade ini biasa gue gunakan untuk nge-blend eyeshadow agar garis-garis kasar eyeshadow jadi seamless. Shade ini nggak terlalu nge-cover. Jadi, kalau kalian melakukan kesalahan nge-blend warna, shade ini gak bisa membantu (dengan cara menimpa) untuk memperbaikinya.
  • Ringlight. Super Pigmented. No Kickback. Not Patchy. Warna putih pearl (shimmer). Shade ini cakep banget untuk highlight inner corner dan brow bone. Waktu itu ceritanya pas gue mencoba shade Face sebagai highlighter, gue nggak begitu puas. Jadi, gue sok ide buat menimpanya dengan shade ini, dengan tujuan agar highlighter gue jadi lebih halus. EH, ternyata jadi gonjreng dan blinding banget wkwkwkwkwk. Ini shade parah banget pigmentasinya. Bisa nih jadi highlighter topper untuk yang mau lebih extra(cr:alsdelente.blogspot.com)
  • So Good. Pigmented. No Kickback. Not Patchy. Warna emas murni / true gold (metallic). Shade ini super santuy, nggak nampol banget glitters-nya. Warnanya nggak bener-bener gold kuning, tapi lebih kayak gold champagne sih. Jujur gue lebih suka formula shade ini untuk digunakan sebagai highlighter daripada shade Face.
  • 518. Super Pigmented. Kickback. Not Patchy. Warna orange neon (matte). To be honest, ini shade orange terbaik yang gue punya. Warnanya gonjreng banget, sekali swipe udah keluar. Cuma yang namanya shade super pigmented (apalagi mattes), pasti banyak kickback-nya. Jadi, kudu light handed(cr:alsdelente.blogspot.com)
  • Rusted. Not Pigmented. No Kickback. Patchy. Warna orange cabe (matte). Shade ini memiliki kinerja yang cukup berbeda dari shade 518. Gue gak ngerti kenapa shade ini agak patchy dan nggak terlalu pigmented. Jadi, harus di-build up berkali-kali untuk keluarin warnanya.
  • Halloween. Super Pigmented. No Kickback. Not Patchy. Warna copper (metallic). Shade metallic ini lebih ke orange undertone. Jujur, shade dengan warna copper ini mungkin adalah shade yang paling sering gue temukan di palette manapun. Hahahahaha. Jadi, menurut gue shade ini sebenarnya b aja karena gue tahu ada shade yang warnanya sama dengan kualitas yang lebih nendang. (cr:alsdelente.blogspot.com)
  • Wig. Super Pigmented. No Kickback. Not Patchy. Warna coklat tembaga (metallic). Shade ini warnanya coklat tembaga, jadi cocok dipadukan sama berbagai macam warna dan jenis look. Mau warna look hijau, bronze, smokey, maupun warm pun shade ini tetap bakal masuk-masuk aja.
  • Tea. Super Pigmented. Kickback. Not Patchy. Warna coklat taupe gelap (matte). Shade yang paling gue suka di palette ini karena cool toned. Shade ini super pigmented dan gampang di-blend, jadi kalau lagi buru-buru biasa gue tinggal pakai shade ini ditambah shade Punch Me aja, langsung kelihatan niat banget. Hahahahaha. (cr:alsdelente.blogspot.com)
Swatch baris kedua pada Morphe x James Charles Palette. Baris kedua didominasi oleh shades merah. Perbandingan warna shades pada permukaan kulit medium (NC30). Foto di atas tidak menggunakan flash, sementara foto di bawah menggunakan flash. (cr: dok.pribadi)
  • Punch Me. Pigmented. Kickback. Not Patchy. Warna coklat latte (matte). Shade kedua yang gue suka di palette ini karena warnanya cool toned. Warna ini cocok banget buat contour di gue karena nggak terlalu warm. Jadi kalau biasanya lagi malas makeup, gue cuma pakai shade ini aja di bagian crease untuk memperdalam eye socket. Gue suka banget sama shade ini karena kelihatan natural banget di gue. Pokoknya kalau pakai shade ini nggak kelihatan kayak pakai makeup, deh! (cr:alsdelente.blogspot.com)
  • Sister. Super Pigmented. No Kickback. Not Patchy. Warna rose gold (shimmer). Di pan, shade ini warnanya rose gold. Tapi, kalau diaplikasikan warnanya lebih seperti warna putih yang warm. Shade ini masih cukup oke untuk dipakai sebagai highlighter.
  • Mary. Super Pigmented. Kickback. Not Patchy. Warna dusty rose (matte). Shade ini sangat pigmented, maka itu kalau ingin menjadikannya sebagai warna transisi kudu pelan-pelan banget ngambilnya. Shade ini adalah salah satu pressed pigment di palette ini, jadi biasanya gue cuma pakai shade ini sendiri, atau gue blend sama 1 shade lagi. Udah. Gue gak blend shade ini dengan lebih dari 1 shade. Karena biasanya berdasarkan pengalaman gue, kalau pakai pressed pigment dan di-blend/layer kebanyakan, hasil akhirnya bakal jadi patchy dan itu gak bisa diperbaiki lagi.  (cr:alsdelente.blogspot.com)
  • Literally. Not Pigmented. No Kickback. Not Patchy. Warna pink flamingo (shimmer). Menurut gue, di keadaan nyata shade ini yang lebih mengarah pada warna rose gold. Karena ini shade shimmer, jadi glitters-nya nggak gengges. Cocok digunakan kalau mau membuat look yang santai tapi masih terlihat glam(cr:alsdelente.blogspot.com)
  • You're Kidding. Super Pigmented. No Kickback. Not Patchy. Warna merah (matte). Shade ini konon dibuat oleh James saat dia pertama kali nge-swatch shade ini, dia terkejut melihat shade-nya yang sangat pigmented. Saking pigmented-nya, dia sampai ngomong "You're kidding!" Dan memang iya, menurut gue shade ini adalah salah satu shade paling pigmented dalam palette ini.
  • Shook. Super Pigmented. No Kickback. Not Patchy. Warna merah cranberry (metallic). Shade ini cantik banget karena dia super pigmented dan sangat foiled. Sayangnya, warna merah bukan preferensi pribadi gue. Tapi, kalau seandainya gue suka sama eyeshadow warna merah, udah pasti shade ini bakal jadi favorit gue karena formulanya creamy banget. Kalau dilihat di foto pan-nya di atas, pan shade ini agak boncel dikarenakan gak sengaja kena ujung kuas. Nggak keras padahal kenanya waktu itu, tapi langsung boncel gini. Kebayang dong betapa creamy formulanya?
  • Boutique. Super Pigmented. No Kickback. Not Patchy. Warna merah maroon (matte). Shade ini yang biasanya gue layer sama shade Mary. Warnanya merah gelap yang agak butek, cocok untuk menggelapkan shade Mary. Shade ini juga merupakan pressed pigment, jadi biasanya gue menggunakan dengan flat brush dan di-tap, nggak di-swirl kayak pakai eyeshadow pada umumnya. Metode ini sudah pernah gue jelaskan di review ABH Subculture palette.
  • Benny. Super Pigmented. No Kickback. Not Patchy. Warna kopi hitam (matte). Shade ini warnanya coklat gelap banget. Kadang untuk menggelapkan outer corner, gue lebih sering menggunakan shade ini daripada shade hitam (Spooky) karena lebih nyatu aja apalagi untuk cool toned looks. Shade ini juga merupakan pressed pigment(cr:alsdelente.blogspot.com)
Swatch baris ketiga pada Morphe x James Charles Palette. Baris ketiga didominasi oleh shades transisi. Perbandingan warna shades pada permukaan kulit medium (NC30). Foto di atas tidak menggunakan flash, sementara foto di bawah menggunakan flash. (cr: dok.pribadi)
  • Flashback. Pigmented. Kickback. Not Patchy. Warna putih murni (matte). James pernah mengklaim di videonya bahwa shade ini adalah eyeshadow putih terputih yang pernah do'i gunakan. Well, mungkin karena dia menggunakan eye primer sebagai base-nya. Gue pribadi gak menggunakan eye primer. Jujur saja, keberadaan shade warna putih dan hitam dalam sebuah palette itu cukup essensial. Jadi, keberadaan shade ini menjadi nilai plus palette ini bagi gue. Dia cukup pigmented, tapi nggak seheboh yang diklaim oleh James. Shade ini tetap harus di-build up berkali-kali untuk memunculkan warna putih kok. Dan dia cukup powdery, jadi kalau di-build up terus kadang malah jadi tebel banget di mata. (cr:alsdelente.blogspot.com)
  • Face. Super Pigmented. No Kickback. Not Patchy. Warna highlight champagne (shimmer). Shade ini sengaja dimasukkan ke pan yang lebih besar karena James menghendaki shade ini untuk menjadi highlighter. Highlighter ini berwarna warm champagne. Partikel glitters-nya kurang halus, sehingga agak memperjelas tekstur kulit bila diaplikasikan ke pipi. Namun, hasil highlighter ini cukup blinding.
  • Tune. Pigmented. No Kickback. Not Patchy. Warna peach muda (matte). Shade ini bisa digunakan sebagai base atau transisi. Shade ini nggak terlalu pigmented, sehingga cocok untuk di-build up sebagai warna transisi. (cr:alsdelente.blogspot.com)
  • Code James. Pigmented. Kickback. Not Patchy. Warna orange senja (matte). Shade ini berwarna orange, tapi warnanya nggak segonjreng shade 518. Maka dari itu, shade ini cocok digunakan sebagai transisi karena bisa di-build up.
  • 10% Off. Pigmented. No Kickback. Not Patchy. Warna burnt orange / orange tua (matte). Shade ini cocok digunakan di bagian crease untuk menggelapkan karena dia blendable dan mudah di-build up(cr:alsdelente.blogspot.com)
  • No Beans. Pigmented. No Kickback. Not Patchy. Warna coklat warm (matte). Shade ini bisa digunakan untuk menggelapka outer corner dalam sebuah look. Menurut gue, shade ini adalah versi warm dari shade Tea (coklat cool toned). Gue pribadi jarang menggunakan shade ini, tapi bagi kalian yang pecinta warna-warna warm, shade ini bakalan terpakai banget.
  • Spooky. Super Pigmented. Kickback. Not Patchy. Warna hitam murni (matte). Kayaknya gak usah dijelasin lagi ya. Setiap shade hitam dari Morphe palette itu selalu pigmented dan nggak patchy. They know how to make black eyeshadow really well! Bisa dibilang di palette Morphe yang kurang gue suka pun, shade yang paling bagus di sana menurut gue tetap adalah shade warna hitamnya. Karena emang shade hitam Morphe salah satu shade hitam terbaik dari semua palette yang gue miliki. (cr:alsdelente.blogspot.com)

Swatch baris keempat pada Morphe x James Charles Palette. Baris keempat didominasi oleh shades brights. Perbandingan warna shades pada permukaan kulit medium (NC30). Foto di atas tidak menggunakan flash, sementara foto di bawah menggunakan flash. (cr: dok.pribadi)
  • Bee. Not Pigmented. Kickback. Patchy. Warna kuning cerah (matte). Shade ini merupakan shade yang membuat gue tergoda untuk membeli palette ini karena jarang banget ada shade kuning di pasaran yang beneran kuning gonjreng. Biasanya, shade kuning itu bakal oxidized atau nggak pigmented. Dan ternyata, shade kuning ini juga begitu. Shade Bee ini nggak terlalu pigmented, jadi harus di-build up beberapa kali agar warnanya benar-benar keluar. Kasusnya sama seperti shade Flashback. Padahal, shade ini adalah salah satu pressed pigment dalam palette ini. Untuk kalian yang ingin membeli palette ini karena shade warna kuning saja, gue sarankan lebih baik kalian membeli Afrique Palette dari Juvia's Place aja. Warna kuning di situ lebih nyala dan harga palette-nya juga lebih terjangkau. (cr:alsdelente.blogspot.com)
  • Guac. Super Pigmented. No Kickback. Not Patchy. Warna hijau alpukat (metallic). Shade ini warnanya hijau. Sekilas terlihat seperti shade yang bakal jarang digunakan, tapi percayalah ini shade yang gorgeous kalau dipakai di eyelids.
  • Hello. Super Pigmented. Kickback. Not Patchy. Warna biru es (shimmer). Shade ini bakal berguna banget untuk membuat winter look atau icy look. Shade ini berwarna biru cool toned. Nggak pakai brush yang basah atau primer pun shade ini bisa bekerja dengan baik.
  • Playground. Super Pigmented. Kickback. Not Patchy. Warna biru neon (matte). Jujur shade dengan warna seperti ini nggak mudah dicari. Kadang yang ada di pasaran adalah warna warm blue atau dark blue. So, this is a good one. (cr:alsdelente.blogspot.com)
  • Brother. Not Pigmented. Kickback. Patchy. Warna biru murni (matte). Jujur, shade ini adalah salah satu shade yang membuat gue tergoda untuk beli palette ini juga. Hahahahaha. Jadi, dari dulu gue mupeng banget sama Norvina palette dari ABH. Salah satu yang membuat gue mupeng adalah adanya shade biru periwinkle di sana. Gue jarang banget melihat ada shade seperti itu di palette eyeshadow pada umumnya. Nah, barulah gue melihat shade yang mendekati dengan shade tersebut (tidak sama), di palette ini. Tapi, ternyata gue harus dikecewakan dengan ekspektasi gue lagi karena shade ini sangat patchy. Di-build up berkali-kali pun tetap patchy.
  • Artistry. Pigmented. No Kickback. Not Patchy. Warna ungu amethyst (metallic). Ini shade cantik banget, di pan dia warnanya ungu. Tapi, kalau dipakai jadi ada dua warna gitu, semacam duo-chrome gitu karena ada partikel glitter warna biru-nya. Untuk pigmentasi, menurut gue shade ini nggak se-pigmented shades metallic lainnya. Tapi, karena dia duo-chrome makanya I can't take my eyes from it! Hahahaha.
  • Love That. Super Pigmented. Kickback. Not Patchy. Warna pink magenta (matte). This shade is alright. Pigmented, tapi nggak seheboh shade Skip. Shade ini juga merupakan pressed pigment, jadi gue nggak saranin di-layer terlalu banyak dengan shades lain karena bisa bikin jadi patchy(cr:alsdelente.blogspot.com)
  • Pinkity Drinkity. Not Pigmented. Kickback. Not Patchy. Warna baby pink / pink muda (matte). Shade ini terinspirasi dari minuman Starbucks yang biasanya dipesan oleh James, yaitu Pinkity Drinkity. Shade ini dapat digunakan sebagai blush untuk kalian yang memiliki kulit cerah (light). Tapi, untuk gue yang kulitnya medium warna ini malah jatuhnya kayak bedak di pipi karena lebih cerah daripada warna kulit gue. Hahahahahahaha. Warnanya tipis banget. Bukan karena warnanya muda, tapi memang benar-benar tipis dan harus di-build up berkali-kali untuk mengeluarkan warnanya. (cr:alsdelente.blogspot.com)

Swatch baris kelima pada Morphe x James Charles Palette. Baris kelima didominasi oleh shades brights. Perbandingan warna shades pada permukaan kulit medium (NC30). Foto di atas tidak menggunakan flash, sementara foto di bawah menggunakan flash. (cr: dok.pribadi)
  • Socialblade. Pigmented. No Kickback. Not Patchy. Warna hijau lemon (matte). Shade ini warna hijaunya cukup terang, tapi nggak neon. Biasa gue menggunakan shade ini sebagai warna transisi dalam membuat green eye look. Shade ini cukup pigmented, jadi harus light handed kalau ingin menjadikannya warna transisi. Shade ini bekerja lebih baik kalau di-build up sedikit demi sedikit dan menghasilkan hasil akhir yang smooth(cr:alsdelente.blogspot.com)
  • Daddy. Pigmented. No Kickback. Patchy. Warna hijau hutan (matte). Shade ini berwarna hijau tua, tapi gue nggak merekomendasikan untuk digunakan sebagai penggelap shade hijau muda. Shade ini nggak terlalu pigmented untuk menggelapkan. Saat gue timpa di atas shade hijau muda, shade ini nggak gitu kelihatan dan agak patchy. Kalau ingin mencari shade warna hijau seperti ini dengan kualitas yang lebih creamy dan pigmented, gue sarankan untuk membeli Juvia's Place Afrique Palette karena di sana ada shade dengan warna mirip dengan warna ini dan lebih pigmented(cr:alsdelente.blogspot.com)
  • Cape Cod. Super Pigmented. No Kickback. Not Patchy. Warna biru laut (metallic). Deskripsinya sih mengatakan ini adalah shade dengan warna seafoam blue. Warnanya biru muda yang agak deep dengan hint hijau, tapi nggak sehijau warna tosca. Agak ribet ya dijelaskan hahhahaha tapi pokoknya ini salah satu shade yang warnanya unik.
  • Cola. Super Pigmented. Kickback. Not Patchy. Warna royal blue (matte). Gue suka sama shade ini karena birunya beneran biru gelap dan bisa digunakan untuk menggelapkan outer corner mata. (cr:alsdelente.blogspot.com)
  • A Capella. Pigmented. Kickback. Not Patchy. Warna biru donker (metallic). This is an interesting shade. Dia warna biru gelap, tapi nggak segelap shade Cola. Walaupun shade ini metallic, tapi nggak segonjreng itu glitters-nya.
  • Escape. Not Pigmented. Kickback. Patchy. Warna ungu plum (matte). Shade warna ungu memang merupakan shade yang paling sulit diformulasikan secara umum. Maka itu, tidak heran bila shade ini menjadi shade yang tidak gue sukai. Gue suka warna ungu, tapi gue gak suka sama formula shade ini. Gue menemukan ada hal lain yang aneh dari shade ini. Gue pernah menggunakan shade ini, namun 10 menit kemudian shade ini kayak memudar di mata gue. Entah dia oxidized atau beneran hilang gitu aja karena ketahanannya. Shade ini adalah salah satu shade pressed pigment dalam palette ini, tapi kinerjanya berbeda jauh dari shades pressed pigment lain dalam palette ini. (cr:alsdelente.blogspot.com)
  • Single. Not Pigmented. Kickback. Not Patchy. Warna ungu anggrek (matte). Shade ini juga salah satu shade pressed pigment di palette ini, namun kinerjanya juga sama seperti shade Escape; tidak pigmented dan harus di-build up berkali-kali. Teksturnya juga powdery.
  • Skip. Super Pigmented. Kickback. Not Patchy. Warna pink neon (matte). Shade ini warnanya pink neon banget. Sangat pigmented. Dan karena ini merupakan pressed pigment, jadi gue menggunakannya dengan cara di-tap saja. Pernah salah pakai ini dengan cara nge-blend pakai blending brush dan jadinya malah oxidize(cr:alsdelente.blogspot.com)
Gue sudah beberapa bulan menggunakan palette ini. Awal-awal beli, gue sangat excited dan menggunakan palette ini untuk coba-coba looks yang berbeda setiap keluar. Namun, pada akhirnya gue menyadari gue hanya bisa menggunakan 2 shades di palette ini untuk daily look, yaitu shade Tea dan shade Punch Me karena dua-duanya adalah warna kontur. Sisanya, merupakan shades netral namun dengan hint warm toned. Mungkin ini masalah preferensi aja sih. Kalau kalian tipe yang suka dengan warna-warna warm, kalian bakal suka dengan palette ini karena pilihan shades warm-nya cukup banyak. Untuk formula, di dalam palette ini ada eyeshadows dan pressed pigments. Dari segi blendability, gue gak ada masalah. Namun, gue sadar bahwa cara menggunakan pressed pigment di sini berbeda dengan cara menggunakan eyeshadow biasa. Setidaknya berdasarkan pengalaman gue, pressed pigment itu cenderung patchy bila di-layer dengan shade lain. Dari cara pengaplikasiannya pun berbeda. Pressed pigment lebih efektif digunakan dengan metode tap-tap (dengan flat brush), kemudian baru di-blend garis-garisnya untuk memperhalus. Sedangkan, eyeshadow lebih fleksibel dalam pengaplikasiannya dan mudah di-layer(cr:alsdelente.blogspot.com)
Untuk shades bright-nya, menurut gue ada beberapa shades yang pigmented banget, terutama untuk shades neon. Namun, ada beberapa shades yang agak patchy terutama shades berwarna ungu. Hal ini tidak mengherankan karena memang pada umumnya eyeshadow warna ungu lebih sulit diformulasikan daripada warna lainnya. (cr:alsdelente.blogspot.com)
Oh ya, ada beberapa shades di palette ini (terutama shades yang mengandung undertone merah dan orange) yang staining (meninggalkan residu) di kulit setelah dihapus. Gue pribadi sih nggak masalah sama staining. Tapi, untuk kalian yang gak suka dengan staining, mungkin perlu menimang-nimang dulu sebelum membeli palette ini. (cr:alsdelente.blogspot.com)

Cara menggunakan shades di palette ini menuai pro dan kontra. Gue menemukan beberapa komentar orang-orang mengenai palette ini. James Charles sendiri sih bilang bahwa palette ini akan bekerja dengan maksimal kalau menggunakan base eye primer (UD Primer Potion / Morphe Eye Primer / MAC Paint Pot) dan Tarte Shape Tape Concealer. Do'i cuma nyebutin produk-produk itu aja sih. Hal ini sempat memicu perdebatan di kalangan netizens karena pernyataan James mengimplikasikan bahwa adanya persyaratan menggunakan palette ini. Dengan demikian palette ini tidak diperuntukkan untuk pemula atau orang yang baru belajar makeup karena nggak semua orang punya dan pakai eye primer / Tarte Shape Tape(cr:alsdelente.blogspot.com)

Morphe x James Charles palette ini diproduksi di RRC. Menurut website theveganperspective, palette ini sudah dikonfirmasi tidak vegan. Masa PAO palette ini adalah 12 bulan, sama seperti palette eyeshadow pada umumnya. Karena dalam palette ini terdapat pressed pigments, maka perlu diperhatikan juga kehati-hatian dalam penggunaannya. Palette ini mengandung beberapa pigment merah yang bernama Red 6 Lake, Red 7 Lake, Red 40 Lake, Red 27 Lake, dan Red 33 Lake. Menurut informasi dari sebuah thread di Twitter, dari semua pigments merah itu, hanya pigment Red 40 Lake saja yang dinyatakan aman untuk digunakan oleh FDA (U.S. Food and Drug Administration)(cr:alsdelente.blogspot.com)

Simbol mata yang dicoret pada baris ingredients pressed pigments pada Morphe x James Charles Palette sebagai anjuarn untuk tidak menggunakan pressed pigments di dekat mata. (cr: dok.pribadi)

Di kemasan belakang Morphe x James Charles palette, ada simbol mata yang dicoret pada baris ingredients pressed pigments yang berarti tidak dianjurkan untuk menggunakan pressed pigments ini di area dekat mata. Simbol yang sama juga gue temukan pada eyeshadow Colourpop seperti yang gue jelaskan di review eyeshadow Colourpop (karena palette Colourpop rata-rata vegan dan cruelty free, maka mereka menggunakan pigment Red 7 Lake juga). Kalau gak dipakai di mata, ini pressed pigments mau dipakai di mana lagi? Itu yang muncul di benak gue juga saat tahu ada shades yang dikasih peringatan gini. Hahahahahahaha. Jawabannya, ya kembali lagi ke pilihan masing-masing. Peringatan ini kan dibuat berdasarkan standar FDA. Standar FDA sendiri hanya berlaku di Amerika. Bila kita berpergian ke tempat lain seperti ke Eropa, tentu standar pengamanan makanan dan obat-obatan mereka juga berbeda. Jadi, yang tidak aman di satu negara belum tentu tidak aman juga di negara lainnya. Begitu pula sebaliknya. Kalau untuk gue pribadi, gue sebenarnya memilih untuk berhati-hati aja sih dalam menggunakan pressed pigments. Gue menghindari penggunaan pressed pigments ini di area yang dekat sekali dengan mata seperti di waterline(cr:alsdelente.blogspot.com)

 Tampilan depan kemasan terluar Morphe x James Charles Palette. (cr: dok.pribadi)

Tampilan belakang kemasan terluar Morphe x James Charles Palette. (cr: dok.pribadi)

Dari segi kemasan, kemasan terluar palette ini merupakan karton putih dengan foto wajah James Charles. Anyway ngomong-ngomong kemasan, hati-hati yah guys karena produk ini sudah ada KW-nya. Salah satu yang membedakan Morphe x James Charles palette asli dan KW adalah kemasan terluarnya. (cr:alsdelente.blogspot.com)

Perbedaan Morphe x James Charles palette KW (kiri) dan asli (kanan) yang di-review oleh James Charles. (cr: Youtube James Charles)

Bisa dilihat, palette yang KW (kiri) warna kemasan terluarnya lebih saturated daripada palette asli (kanan). Foto wajah James Charles di palette fake juga lebih diperbesar daripada palette yang asli. Maka itu, sebelum membeli Morphe x James Charles palette ini di marketplace, ada baiknya melihat foto-foto testimoni produk terlebih dahulu. Soalnya, gak ada yang tahu juga kan ingredients palette palsu. Ditakutkan palette palsu ini mengandung kandungan yang akan membahayakan mata dan kulit. (cr:alsdelente.blogspot.com)


Tampilan depan kemasan palette Morphe x James Charles. (cr: dok.pribadi)

Tampilan belakang kemasan palette Morphe x James Charles. (cr: dok.pribadi)

Lanjut lagi kita ke kemasan palette. Kemasan Morphe x James Charles palette berwarna hitam dan terbuat dari bahan karton dengan finishing doff seperti palette Morphe lainnya. Di depan kemasan palette tersebut terdapat tanda tangan "JAMES CHARLES" dengan tekstur glossy. Kemasannya cukup besar dan nggak ada cermin, sehingga sudah bisa dipastikan gue tidak akan membawa palette ini untuk travelling(cr:alsdelente.blogspot.com)

Bagian dalam Morphe x James Charles palette. Dua baris tertas berisi warna shades netral, baris tengah berisi shades transisi, dan dua baris terbawah berisi shades bright. (cr: dok.pribadi)

Untuk kemasan dalamnya, karena gak ada cermin jadi bagian dalam penutup kemasannya cuma bertuliskan "Unleash Your Inner Artist" dengan finishing glossy pada tulisannya. Abaikan shades yang boncel, itu karena kesalahan gue yang gak sabaran buka palette ini (magnetnya cukup kuat) dan akhirnya kuku gue kena ke shades tersebut dan jadi boncel. HAHAHAHAHA. Bisa dilihat, dua baris teratas pada palette ini merupakan shades netral yang bisa dipakai untuk daily look dan dua baris di bawah merupakan shades brights. Dua baris teratas dan dua baris terbawah ini masing-masing memiliki 8 pans di tiap barisnya. Sedangkan, baris tengah hanya berisikan 7 pans dengan ukuran pan yang lebih besar daripada dua baris di atas dan dua baris di bawah. James Charles menyatakan bahwa warna-warna yang diletakkan di baris tengah ini merupakan warna-warna shades yang ia anggap lebih sering digunakan daripada shades lain. Maka itu, shades pada baris tengah palette ini berisikan shades yang biasanya digunakan sebagai base, transisi, highlighter, maupun penggelap. (cr:alsdelente.blogspot.com)

Gue sendiri suka sama layout palette ini karena James berhasil membuat palette ini terlihat menarik walaupun sebenarnya lebih banyak warna shades netral di palette ini daripada warna brights-nya. Kalau 5 pans pertama di baris keempat dan 5 pans pertama di baris kelima ditutup, ini palette sebenarnya cuma terlihat kayak palette Morphe pada umumnya aja, dengan warna-warna shades netral yang hampir mirip semua. Tapi entah kenapa, kalau ngeliat sekilas secara keseluruhan palette ini seolah-olah kelihatan colorful banget. Hahahahaha. (cr:alsdelente.blogspot.com)

Cut Crease Experimental Look menggunakan Morphe x James Charles palette. (cr: dok.pribadi)

Di sini gue berusaha menggunakan shades bright dan neon yang ada di palette ini. Namun, seperti yang bisa dilihat di atas, di bagian outer corner gue menggunakan shades ungu yang ada di palette ini. Hasil akhirnya malah terlihat patchy dan nggak ke-blend. Gue tadinya mengaplikasikan shade ungu ini di paling awal sebagaimana gue selalu mengaplikasikan bagian outer corner di awal. Setelah kelar mengaplikasihan shades lain, gue heran kok malah shade ungunya hilang. Akhirnya, gue timpa lagilah shade ungu tersebut sehingga menjadi patchy dan gak bisa di-blend lagi seperti ini. Hahahahahahaha. Warna kuning dalam look ini juga gue timpa dengan shade kuning dari Afrique palette (Juvia's Place) agar warna kuningnya benar-benar menyala. (cr:alsdelente.blogspot.com)

Halo Eyes Look menggunakan Morphe x James Charles palette. (cr: dok.pribadi)

Pada look di atas, gue membuat halo eyes dengan menggunakan shades di baris pertama sampai ketiga. Jadi, gue menggunakan shades netral dan warm di palette ini. Kecuali untuk warna shimmer hijau di tengah, gue menggunakan shade dari Subculture palette (ABH). Jujur, mungkin karena warna-warna shades ini sudah cukup familiar di palettes Morphe sebelumnya, shades ini bekerja dengan cukup baik. Mungkin karena Morphe telah sering memproduksi palette dengan color story seperti ini, jadinya mereka tahu formula warna warm dan netral yang bagus tuh gimana sih. Dan hasilnya memang tidak mengecewakan. Satu hal yang gue suka dari palette Morphe adalah warna-warna netral dan warm-nya bekerja dengan sangat baik, pigmented, dan mudah di-blend(cr:alsdelente.blogspot.com)

Warm Soft Look menggunakan Morphe x James Charles palette. (cr: dok.pribadi)

Untuk look di atas, gue membuat simple eye look menggunakan Morphe x James Charles palette ini lagi. Kali ini, gue menggunakan shade Bee dan shade Punch Me. Gue suka banget sama shade Punch Me seperti yang bisa dilihat, hasil akhirnya benar-benar natural kayak warna contour. Sementara, shade Bee di gue kurang nyala, sehingga pada look ini gue menimpanya lagi dengan shade berwarna kuning dari Zulu palette (Juvia's Place)(cr:alsdelente.blogspot.com)

Overall, gue masih berusaha mengeksplorasi palette ini. Jujur, formula eyeshadow di palette ini memang agak beda dengan formula eyeshadow palette Morphe pada umumnya seperti kata James Charles. Mungkin karena adanya pressed pigments di sini kali ya. Palette ini memiliki eyeshadow yang lebih powdery daripada palette Morphe lain (walaupun eyeshadow powdery merupakan preferensi gua sih). Karena formulanya lebih powdery, maka pigmentasinya pun lebih nyala daripada palette Morphe yang lain. Namun, tidak semua pigmentasinya sama nyalanya, ya. Ada beberapa shades yang tidak sesuai dengan ekspektasi gue. Terdapat inkonsistensi dalam palette ini karena ada beberapa shades yang pigmented banget, namun ada beberapa yang kurang pigmented bahkan cenderung patchy. Tapi, shade paling patchy di palette ini pun masih lebih pigmented daripada shade paling patchy di palette Morphe yang biasa. Duh, gue agak belibet ngejelasinnya, tapi intinya yang terburuk dari palette ini pun sebenarnya masih bagus. Hahahahahahaha. Gue agak menyayangkan bahwa palette ini hanya bisa bekerja dengan maksimal kalau menggunakan base eye primer atau Tarte Shape Tape. Sebenarnya, nggak pakai eye primer pun juga masih bisa dipakai, cuma gue greget aja pengen melihat gimana sih kinerja maksimal palette ini. Too bad, nggak semua orang punya eye primer atau Tarte Shape Tape. Apalagi slogan dari palette ini sendiri adalah "Unleash Your Inner Artist", jadi gue berharap palette ini agar memiliki shades yang lebih fleksibel agar bisa digunakan tanpa syarat dan semua orang dari berbagai macam kalangan bisa mengekspresikan their inner artist sebebas mungkin. Karena itu, menurut gue palette ini tidak diperuntukkan bagi kalian yang baru mau belajar makeup. Pertama, karena ada dua ingredients di palette ini, yaitu eyeshadows dan pressed pigments. Keduanya punya cara pengaplikasian yang berbeda banget. Kedua, ya itu, karena butuh eye primer untuk melihat kinerja maksimal dari palette ini. Namun, untuk kalian yang baru mau mengeksplor makeup editorial atau eksperimental dan gak keberatan beli eye primer, palette ini sangat gue rekomendasikan. Dari segi harga cukup ekonomis sih menurut gue karena dalam satu palette ini sudah ada shades netral dan brights. Dari segi ukuran, palette ini cukup besar dan tidak memiliki cermin sehingga kurang efisien untuk dibawa travelling.
(cr:alsdelente.blogspot.com)

(+) PROS:
* Dalam satu palette sudah ada shades netral dan brights.
* Cocok digunakan untuk belajar makeup eksperimental / editorial.
* Kualitasnya lebih baik daripada eyeshadow Morphe pada umumnya.
* Harga ekonomis untuk palette dengan warna serba-ada.
(cr:alsdelente.blogspot.com)
(-) CONS:
* Tidak travel-friendly.
* Adanya inkonsistensi dalam formula antar-shade di palette ini.
* Butuh eye primer untuk melihat kinerja maksimal dari palette ini.
* Tidak disarankan untuk pemula.

(cr:alsdelente.blogspot.com)
RATE:
Quality: ★★★
Packaging: ★★★
Price: ★★
FINAL VERDICT: I'd love you if you're unconditional!

(PS: Mohon izin terlebih dahulu pada pemilik blog bila ingin copas artikel. Terima kasih.)

1 comment: